Cara Belajar Sepeda Roda Dua secara Alami
Daftar Isi
Dapat mengendarai sepeda roda dua adalah keterampilan yang berguna bagi seorang anak, bahkan sampai dewasa kelak. Selain sebagai alat transportasi dan dasar bagi penguasaan sepeda motor, sepeda juga alat olahraga kardio yang murah meriah.
Maka, bagi banyak orang tua, mengajari anak naik sepeda roda dua layak dijadikan prioritas, setelah si buah hati sudah lancar berjalan.
Namun, jika Anda seperti kami, tidak ingin membeli banyak jenis sepeda (seperti sepeda khusus balance, roda tiga untuk batita, sepeda mini untuk balita, dan entah apa lagi), ajarkan saja anak bersepeda saat usianya sudah enam tahun. Sehingga, kita cukup membelikan satu sepeda mini dengan ketinggian sadel (dudukan) yang sesuai dan sepasang roda bantuan yang bisa dibongkar-pasang.
Kabar baiknya, tidak ada kata terlambat untuk belajar bersepeda. Metode Belajar Sepeda Roda Dua secara Alami yang hendak kami paparkan ini pun insyaAllah cocok bagi segala umur. Hanya, kebetulan yang menjadi studi kasus adalah Ara yang berusia 6 tahun.
Bagaimana metodenya? Hanya ada empat tahap. Masing-masing tahap diperkirakan membutuhkan seminggu untuk dikuasai, dengan asumsi latihan 15 menit setiap hari. Jadi kami memprediksi, sebagaimana Ara, dalam tempo empat pekan alias sebulan, siapapun dapat lancar bersepeda roda dua, sekalipun awalnya dia tidak bisa sama sekali.
Pada dasarnya, menguasai sepeda roda dua itu cuma butuh tiga hal:
- Kekuatan mengayuh: fokus pedal
- Keterampilan mengemudi: fokus setir atau setang
- Kemampuan menjaga keseimbangan: fokus sepeda secara keseluruhan
1. Biarkan anak langsung mencoba sepeda roda tiga/empat
Latihan di minggu pertama, kita bebaskan saja anak menjajal sepedanya sendiri. Tujuannya, untuk membiasakan dia memedal (menggowes) dan menyetir (mengemudi sepeda).Kenapa di tahap ini si anak sebaiknya menggunakan sepeda roda tiga atau empat? Tidak lain supaya sepedanya tidak mudah jatuh, sehingga konsentrasi anak hanya tertuju pada penguasaan pedal dan setir. Anak tidak perlu repot-repot memikirkan keseimbangan dulu.
2. Mintalah anak menuntun/menjalankan sepeda roda duanya
Setelah anak lancar menggenjot dan menyetir, berikan tantangan bersepeda yang sesungguhnya, yakni menjaga keseimbangan. Untuk tujuan ini, gunakan sepeda roda dua atau copot sepasang roda bantuan pada sepeda. Lalu, tanpa perlu mengayuh, mintalah anak menaiki dan menjalankannya.Di sini, kita sebagai pelatih harus bersabar, karena menjaga keseimbangan merupakan bagian tersulit dari pelajaran bersepeda. Jangan heran bila anak akan jatuh-bangun di tahap ini. Oleh sebab itu, teruslah memberi semangat dan motivasi, agar anak tidak menangis atau mutung, dan mau bangkit kembali setiap kali terjatuh atau terluka.
3. Latih kemampuan anak menjaga keseimbangan tanpa kaki
Pada pekan ini, mintalah anak menaruh kakinya secara pasif di pedal atau plang sepeda, sementara kita mendorongnya. Beri tahu bahwa tugasnya hanya menjaga laju sepeda supaya dapat meluncur seimbang selama mungkin.Jika Anda lelah mendorong, akali dengan mencari permukaan tanah yang agak menurun. Sehingga, anak bisa berlatih meluncur sendiri memanfaatkan gravitasi. Ingat, kaki tidak boleh menjejak tanah ketika meluncur. Dengan begitu, anak akan paham apa yang harus dilakukan untuk menahan sepedanya agar tidak oleng atau jatuh.
4. Kombinasikan semua kemampuan: kaki, tangan, dan keseimbangan
Bila sampai minggu keempat ini, si kecil belum bisa bersepeda juga, mintalah dia mengayuh separuh-separuh. Kaki kanan mengayuh, kaki kiri menyangga di tanah. Lalu lanjutkan dengan kaki kiri mengayuh, kaki kanan di tanah. Begitu seterusnya, secara bergantian.Cepat atau lambat, anak akan tahu ritmenya dan mampu berimprovisasi sendiri untuk membuat sepeda melaju secara lebih efektif.
Demikian tips bersepeda roda dua ala Homerie. Semua dilakukan tanpa tekanan, alias secara alami. Jadi, lebih manusiawi bagi si anak. Untuk lebih jelasnya, tonton video Homerie berikut ini. Video ini adalah dokumentasi kami. Kami benar-benar memfilmkannya secara real time dari minggu ke minggu.
Yang terpenting, adalah kemauan untuk terus berlatih dan tidak takut jatuh. Santai saja.
Jangan terpancing dengan cara cepat bersepeda. Tidak ada anak yang bisa bersepeda dalam sehari, apalagi cuma satu jam. Itu tidak masuk akal! Kalau dipikir-pikir pun, apa gunanya cepat bisa bersepeda bila si anak tidak gembira karena dikejar target waktu, dibentak-bentak orang tuanya, atau bolak-balik luka lantaran jatuh.
Di Homerie, kami selalu percaya, proses belajar itu harusnya menyenangkan. Termasuk belajar sepeda. Setuju?