Jangan Ragu Mengajak Balita Berlari Lebih "Serius"
Lari adalah olahraga yang cocok bagi orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Termasuk balita! Hanya kaum manula yang tidak dianjurkan untuk berlari. Jenis olahraga yang murah (bahkan gratis) ini mudah dipelajari oleh anak-anak. Sejak kecil, anak-anak sudah terbiasa berlari-larian, meskipun tanpa belajar secara khusus. Mereka cukup melihatnya, lalu menirunya.
Seorang anak mulai mampu berjalan pada usia sekitar satu tahun. Setelah fase itu, ia akan mulai mencoba berlari, mungkin pada usia 2-3 tahun. Biasanya, dia berlari dalam rangka kejar-kejaran dengan orang tua, saudara, atau temannya.
Si kecil sangat menikmati kegiatan ini. Buktinya, coba perhatikan, dia berlari-lari sambil tertawa-tawa, bukan? Dia juga akan terus berlari-larian meskipun kita larang, bukan?
Mengajak Balita Berlari Lebih Serius
Menurut dr. Michael Triangto, SpKO, sebagaimana dikutip detikHealth, sah-sah saja mengajak anak berlari serius seperti itu. Hanya, pastikan dia memang sudah pandai berjalan, yang artinya sistem keseimbangan tubuhnya sudah baik.
Bagaimanapun, Ayah-Bunda harus tetap mendampinginya. Sebab pada usia itu, anak-anak ada kemungkinan terjatuh dan cedera. Untuk mencegah trauma, kehadiran fisik orang tua di dekatnya penting sekali.
Jika sang buah hati sudah biasa berlari, tidak ada salahnya mengajarinya untuk berlari dengan lebih serius. Sebab, ada banyak manfaat dari kegiatan fisik ini.
Manfaat Lari bagi Anak
Secara khusus, lari bermanfaat positif dalam mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan otot anak, meningkatkan kebugaran serta kekebalan tubuh, mengasah kemampuan motorik, keseimbangan serta koordinasi tubuh, hingga mengurangi risiko anak dari penyakit kronis seperti kegemukan (obesitas), tekanan darah tinggi (hipertensi), gula (diabetes), atau jantung di masa depannya.
Bukan hanya fisik, berlari ternyata juga bermanfaat bagi perkembangan psikis buah hati Anda. Kegiatan ini akan membuatnya lebih gembira, merasa bebas, percaya diri, jauh dari stres, dan mudah berkonsentrasi.
Variasi Latihan Lari untuk Balita
Jika kita sudah paham perbedaan itu, sekarang mari kita mempraktikkannya. Ajak si kecil keluar rumah dan mulai berlari. Ingat, ya, berlari. Bukan berjalan cepat!
Berikut ini contoh variasi latihan lari untuk balita:
- Lari Dasar. Anak berlari secara alami, baik itu dengan santai (joging) atau cepat (sprint).
- Lari Tinggi. Anak berlari dengan lutut bergantian diangkat sejajar pinggang, atau minimal lebih tinggi dari ketika melakukan lari dasar, sehingga terlihat seperti berjingkat-jingkat.
- Lari Mundur. Anak berlari mundur tanpa melihat ke belakang. Tidak masalah bila pada awal-awalnya, dia cenderung berjalan karena mungkin takut jatuh. Latihan ini membuatnya belajar menjaga keseimbangan dan mengoordinasikan anggota-anggota tubuhnya.
- Lari Samping. Anak berlari ke kanan/kiri tanpa membalik badan. Dia akan belajar bagaimana bergerak menyamping dengan efektif.
- Lari Lompat. Anak berlari dengan kedua kakinya secara berbarengan, bukannya bergantian mengayun. Ini seperti balap karung dalam permainan tradisional, tetapi tanpa karung.
- Lari Angka 8. Anak berlari di antara dua tiang atau penanda dengan jalur yang mirip angka delapan.
Bagaimana melakukan keenam varian lari tersebut? Silakan tonton di video Homerie ini:
Sebenarnya, variasi tidak terpatok pada keenam jenis lari di atas. Ayah-Bunda dapat mengarang sendiri variasi lari yang lain. Akan tetapi, pastikan latihan lari tersebut sederhana (mudah ditiru oleh balita), tidak berisiko (karena rumit atau berat), dan harus menyenangkan (menantang dan tidak membosankan).
Satu lagi, jangan paksa anak. Jika balita Anda tidak suka atau terlihat ogah-ogahan saat berlari, carilah jenis olahraga dasar lainnya yang mungkin lebih dia nikmati. Misalnya, lompat tali, melempar dan menangkap bola, bersepeda, berjalan cepat keliling kompleks, atau berenang.
Tujuan umumnya adalah untuk membiasakan si kecil menjaga kesehatan dan kebugarannya dengan berolahraga.