Kebun Raya Mangrove Surabaya: Hutan Tersembunyi Kota Metropolitan
Sulit dipercaya kalau di kota metropolitan semacam Surabaya ada sebuah kebun raya. Namun, kenyataannya memang ada, Ayah-Bunda! Beberapa waktu yang lalu, kami berkunjung ke Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya.
Memang tidak seluas dan sevariatif Kebun Raya Purwodadi atau Kebun Raya Bogor, karena ini spesifik kebun raya mangrove, alias hutan bakau. Namun, tetap saja, kaya akan sumber daya hayati dan… oksigen.
Latar Belakang Dibuatnya Kebun Raya Mangrove Surabaya
Diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri bertepatan dengan Hari Mangrove Internasional, inilah kebun raya mangrove pertama dan satu-satunya di Indonesia. Kebun raya ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa, Pantai Utara (Pantura) Surabaya, dan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).
Dahulu, wisata hutan bakau di Surabaya terletak di tiga titik yang berbeda, meskipun semuanya tersambung melalui Pamurbaya:
- Gunung Anyar: seluas 11 hektare
- Medokan Sawah: seluas 16 hektare
- Wonorejo: seluas 7 hektare.
Sekarang, semuanya digabung menjadi sebuah hutan bakau seluas 34 hektare. Makanya, Yayah yang pernah berkunjung ke Gunung Anyar Mangrove (GAM) dan Ekowisata Hutan Bakau Wonorejo pada 2010 sempat bingung, “KRM ini daerah mangrove yang mana, ya?”
Ternyata, ketiganya dilebur menjadi satu. Baguslah! Dengan demikian, seharusnya lebih praktis bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk mengelola dan mempromosikannya.
Kebun Raya Mangrove Surabaya pertama kali digagas pada 2018 oleh Wali Kota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini, bersama dengan Megawati sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia.
Awalnya, kebun raya ini akan dibangun di Wonorejo saja. Sebab, di sana masih banyak lahan milik penduduk. Namun, pembuatannya kemudian direlokasi ke wilayah Gunung Anyar.
Pengembangannya sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, tetapi akhirnya berhasil diresmikan pada 2023. Penetapan status kebun raya sendiri diberikan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui sejumlah tahapan dan pengujian.
Apa, sih, kegunaan kebun raya mangrove, atau hutan bakau secara umum?
Banyak, Ayah-Bunda. Bukan hanya sebagai tempat wisata, Kebun Raya Mangrove Surabaya juga berfungsi sebagai konservasi dan mitigasi perubahan iklim, menyerap serta mengikat karbondioksida (CO2), dan mengurangi dampak bencana alam (seperti badai atau tsunami).
Sebagai kota pesisir, Surabaya sangat membutuhkan “benteng hijau” seperti ini selain taman-taman kota. Dan akan lebih baik lagi kalau tempat konservasi tersebut dapat dinikmati masyarakat banyak. Itulah alasan Kebun Raya Mangrove dibangun.
Koleksi Kebun Raya Mangrove Surabaya
Ada sekitar 57 spesies bakau yang berjumlah ribuan pohon di Kebun Raya Mangrove Surabaya. Koleksi floranya antara lain:
- bakau hitam (Rhizophora mucronata)
- bakau merah (Rhizophora mangle)
- bakau minyak (Rhizophora apiculata)
- api-api (Avicennia lannata)
- bintaro (Cerbera manghas)
- gedang-gedangan (Heliconia rostrata)
- jeruju hitam (Acanthus ebracteatus)
- ketower (Derris trifoliata)
- kurma rawa (Phoenix paludosa)
- paku laut (Acrostichum aureum)
- pidada merah/bogem (Sonneratia caseolaris)
- waru (Hibiscus tiliaceus)
- waru laut (Thespesia populnea).
Pengelola Kebun Raya Mangrove Surabaya terus menambah koleksi floranya dengan melakukan eksplorasi, antara lain, ke Alas Purwo, Banyuwangi. Juga melakukan barter dengan kebun raya-kebun raya lainnya di Indonesia.
Hasilnya, ada tambahan koleksi jenis Heritiera littoralis dari Kabupaten Gresik dan Kandelia candel (mangrove langka di Indonesia) dari Provinsi Kalimantan Barat.
Namanya hutan, tentu bukan hanya tumbuhan yang kita temui. Ketika kami berjalan menyusuri hutan bakau, di depan kami, tiba-tiba seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) berlari di jembatan kayu. Gerakannya begitu cepat, sampai-sampai, tak seorang pun dari kami sempat mendokumentasikannya.
Fauna yang gampang terlihat lainnya adalah kepiting yang bersarang di lumpur-lumpur hutan bakau. Mereka merupakan santapan bagi monyet-monyet ekor panjang. Kami juga sempat menjumpai biawak. Serangga? Tentu saja ada. Buktinya, nyamuk-nyamuk terkadang mengganggu kami di sana, hehehe.
Fasilitas dan Wahana Kebun Raya Mangrove Surabaya
Sama seperti Kebun Binatang Surabaya, Kebun Raya Mangrove juga memiliki menara pantau untuk mengamati pemandangan sekitar. Namanya Menara Marina. Tingginya sekitar 12 meter.
Ingin menyusuri sungai hingga laut sepanjang 1,5 kilometer sambil menikmati suasana hutan mangrove di kanan-kiri? Ayah-Bunda bisa sewa perahu motor dengan tarif Rp20.000,00 per orang. Satu perahu dapat memuat enam penumpang. Atau, Anda bisa menyewanya secara privat seharga 120.000.
Berangkatnya dari Dermaga KRM, tujuannya muara yang langsung mengarah ke laut. Waktu tempuhnya sekitar 40 menit jika air sedang pasang, atau 50 menit juka air sedang surut. Petugas di area itu memanfaatkan aplikasi Tides untuk memantau perkembangan ketinggian gelombang, jam pasang, suhu udara, dan kondisi cuaca.
Wahana lainnya adalah persewaan ATV (untuk medan off road), sepeda listrik dan mobil golf (untuk jalan mulus). Tarifnya mulai dari Rp50.000. Entah per orang, per jam, atau per putaran, kami lupa.
Oh, ya, kami dengar di sini ada jembatan gantung juga yang menghubungkan Kawasan Mangrove Gunung Anyar dan Mangrove Medokan Sawah. Sayangnya, kami tidak menemukannya.
Kalau jembatan gantung yang dimaksud adalah yang berada di dekat dermaga perahu, kami tidak bisa mencobanya, karena mamang ditutup. Hanya boleh dilewati oleh karyawan.
Wahana yang kami sewa adalah sepeda air. Bentuknya persis dengan wahana becak air di Taman Nasional Gunung Merapi atau di Jember Mini Zoo.
Dengan tarif Rp12.000,00 per orang, kami bisa mengitari danau sebanyak dua putaran. Namun, lantaran saat itu tidak ada pengunjung lain yang antre, kami bisa gunakan sepuasnya. Sepegalnya! Hehehe.
Ada pula lintasan joging sepanjang 630 meter, wisata edukasi mangrove yang memperkenalkan kita dengan bibit-bibit tanaman, arena bermain anak, dan beragam spot foto Instagramable.
Sebenarnya, ada zona penangkaran burung juga. Namun, saat kami berkunjung, aviari tersebut masih dalam proses pembangunan.
Sementara untuk fasilitas umumnya standar saja. Seperti toilet, pujasera, musala, ruang baca, toko suvenir, dan area parkir.
Kebun Raya Mangrove Surabaya
Tidak ada kendaraan umum yang mengarah ke tempat ini. Ayah-Bunda hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi atau taksi/ojek daring. Jangan khawatir, tempat parkirnya luas dan tidak jauh dari loket penjualan tiket.
Jangan salah, pintu masuk Kebun Raya Mangrove Surabaya ini hanya satu, yakni lewat Gunung Anyar. Dahulu, kita bisa lewat Medokan Sawah, tetapi sekarang akses itu sudah ditutup.
Oke. Selamat berwisata bersama keluarga, Ayah-Bunda!
- Alamat: Jalan Medokan Sawah Timur Segoro Tambak Sedati, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur 60295 (Google Maps).
- Diresmikan: 26 Juli 2023
- Jam operasional: 08.00-16.00 WIB
- HTM: Rp 5.000 (dewasa dan anak-anak sama), tidak termasuk tiket wahana