Jembatan Suramadu yang Multifungsi

Daftar Isi
  Jembatan Suramadu yang Multifungsi 

Sebelum 2009, wisatawan Surabaya yang mau pergi ke Pulau Madura (atau sebaliknya) hanya bisa menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Selat Madura. Waktu tempuhnya mencapai 30 menitan. Namun, sejak dibangun Jembatan Suramadu, waktu penyeberangan terpangkas hingga menjadi 10 menit.

Pulau garam pun menjadi lebih mudah dan cepat diakses oleh turis-turis dari Jawa. Demikian pula sebaliknya, orang-orang Madura yang hendak mencari sesuap nasi di Pulau Jawa, terutama Kota Surabaya, juga diuntungkan lantaran makin banyaknya alternatif moda transportasi yang menghubungkan kedua pulau.

Latar Belakang Pembangunan Jembatan Suramadu

Latar Belakang Pembangunan Jembatan Suramadu

Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Kota Surabaya (di Pulau Jawa) dan Kabupaten Bangkalan (di Pulau Madura), Indonesia.

Namun, tahukah Ayah-Bunda, jalan yang di atas jembatan ini sebelumnya merupakan jalan tol sejak diresmikan pada Juni 2009. Kemudian, sejak akhir 2018, jembatan ini beroperasi sebagai jalan non-tol dan menghilangkan tarif bagi penggunanya.

Jembatan Suramadu pertama kali digagas oleh seorang insinyur, Prof. Dr. Sedyatmo, pada 1960-an. Tak hanya merancang desain Jembatan Suramadu, Sedyatmo juga tokoh di balik fondasi ceker ayam yang terkenal di berbagai negara.

Ide tentang jembatan ini juga pernah dicetuskan oleh Presiden Sukarno. Wacana itu juga sempat dikaji oleh Presiden Soeharto yang menerbitkan Keppres RI No. 55 Tahun 1990 tentang Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura pada 14 Desember 1990.

Akan tetapi, jembatan penghubung dua pulau ini baru benar-benar dibangun pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003, lalu diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Juni 2009.

Pembangunan Jembatan Suramadu melibatkan ahli-ahli terkemuka dari berbagai institusi. Tidak hanya memberikan pertimbangan dalam desain dan teknik konstruksi, mereka juga mengkaji aspek lingkungan alam, sosial, serta budayanya.

Dengan panjang 5.438 m, inilah jembatan terpanjang di Indonesia!

Jembatan Suramadu dibangun untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Jembatan ini memfasilitasi angkutan barang dan orang. Ini berarti efisiensi waktu dan biaya, yang ujung-ujungnya merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian.

Konstruksi Jembatan Suramadu

Konstruksi Jembatan Suramadu

Tiga bagian Jembatan Suramadu terdiri dari jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama. Pembuatan jembatan ini dilakukan dari sisi Bangkalan dan Surabaya.

Sementara itu, secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang tengah yang terdiri dari jembatan utama dan jembatan penghubung. Bagian tengah jembatan dibuat tinggi, sehingga tidak menganggu lalu lintas perairan di bawahnya.

Jembatan Suramadu menggunakan konstruksi cable stayed dan tiang penopang yang dalam, serta dirancang tahan gempa dan korosi. Materialnya tidak main-main. Sekitar 28 ribu ton baja dan 600 ribu ton campuran baja digunakan dalam pembangungan.

Dengan material tersebut, jembatan yang proses pembangunannya melibatkan 3.500 pekerja dari Indonesia dan Cina selama enam tahun tersebut diproyeksikan mampu bertahan hingga 100 tahun.

Selain itu, Jembatan Suramadu memiliki struktur yang disangga beton berbentuk menara kembar. Masing-masing menara memiliki ketinggian sekitar 140 meter.

Keindahan Jembatan Surabaya-Madura

Keindahan Jembatan Surabaya-Madura

Dengan biaya pembangunan sekitar 4,5 triliun rupiah, jembatan ini menawarkan kecantikan yang dapat Ayah-Bunda nikmati saat melintas di atasnya. Apalagi kalau bukan pemandangan Selat Madura dengan kapal-kapal yang berlayar di sana.

Jika Ayah-Bunda melintasi jembatan ini saat subuh, ada bonus pemandangan matahari terbit. Demikian pula sebaliknya, ketika sore hari, akan ada pemandangan matahari terbenam yang tak kalah cantik.

Pada malam hari pun jembatan ini menawarkan pesona yang lain, yaitu lampu-lampu jembatan. Banyak juga yang berjualan makanan di tepi jembatan. Jadi, selain memandangi jembatan panjang yang bercahaya, Ayah-Bunda bisa menikmati kuliner khas Surabaya atau Madura.

Dari sisi manapun, jembatan ini sedap dipandang.

Tidak heran kalau Jembatan Suramadu lantas menjadi salah satu ikon pariwisata Jawa Timur. Banyak masyarakat yang mampir ke sana hanya untuk berswafoto. Tidak ada larangan untuk kegiatan ini. Hanya, masyarakat tidak diperbolehkan turun dari kendaraan.

Beberapa waktu lalu, Keluarga Kecil Homerie melintasi jembatan ini saat menumpang Bus Trans Jatim Cakraningrat ke Bangkalan. Ara dan Kira antusias melewati jembatan ini untuk pertama kalinya.

Momen itu menjadi lebih istimewa karena inilah pertama kalinya juga mereka pergi keluar dari Pulau Jawa. Bukan sekadar menyeberang sungai, tetapi menyeberangi laut! Pindah dari satu pulau ke pulau lain.

Meskipun begitu, durasi perjalanannya yang singkat di atas Jembatan Suramadu membuat kami tidak merasa sedang menyeberangi laut.

Jembatan Suramadu

  • Buka: Setiap hari
  • Alamat: Jalan Tol Suramadu, Sekarbungu, Polasari, Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur 69163 (Google Maps)
  • Tiket: Gratis